ratughibah – Dokter muda Fladiniyah Puluhulawa kembali menjadi perhatian publik. Setelah sebelumnya viral karena konflik dengan warga di Rumah Sakit Pirngadi Medan terkait parkir, kini dokter muda tersebut kembali terlibat masalah hukum. Kali ini, ia dilaporkan atas dugaan penganiayaan terhadap seorang pekerja gerai makanan di Medan, Sumatera Utara.
Kronologi Kejadian di Gerai Makanan
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis, 19 Desember 2024, sekitar pukul 19.10 WIB, di sebuah gerai makanan yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur. Berdasarkan laporan polisi, insiden bermula saat Fladiniyah datang ke gerai untuk membeli makanan. Namun, situasi berubah ketika ia merasa tidak puas dengan jumlah topping yang diterima dalam pesanannya.
Ketidakpuasan itu memicu kemarahan Fladiniyah. Ia diduga melemparkan kotak makanan ke arah pekerja gerai, Fitra Samosir, yang saat itu tengah bertugas melayani pelanggan. Meskipun tindakan tersebut sudah cukup mengejutkan, insiden tidak berhenti di situ.
Dugaan Kekerasan Fisik
Setelah melempar kotak makanan, Fladiniyah kembali mendekati Fitra dan diduga melakukan tindak kekerasan fisik. Ia dilaporkan menarik rambut korban, mencakar tangan kiri, serta melukai bagian kening korban.
Dalam laporan, Fitra menyatakan bahwa ia mengalami luka fisik akibat tindakan agresif tersebut
Proses Hukum yang Sedang Berjalan
Mereka telah meminta keterangan dari korban dan mengumpulkan bukti-bukti awal di tempat kejadian. Beberapa saksi di lokasi juga dihubungi untuk memberikan keterangan tambahan terkait insiden tersebut.
Polisi juga berencana memanggil Fladiniyah untuk dimintai keterangan terkait dugaan penganiayaan ini.
Reaksi Publik Terhadap Kasus Ini
Publik mengungkapkan kekecewaan atas perilaku Fladiniyah, mengingat statusnya sebagai seorang tenaga medis. Profesi dokter sering kali dianggap sebagai teladan dalam masyarakat, baik dalam aspek profesionalisme maupun sikap etis. Namun, tindakan yang dilaporkan ini justru bertolak belakang dengan nilai-nilai tersebut.
Masyarakat mengkritik keras tindakan kekerasan yang dilaporkan, menyatakan bahwa hal tersebut tidak dapat dibenarkan dalam situasi apa pun. Beberapa pihak juga menyerukan pentingnya mengelola emosi, terutama bagi individu yang bekerja di sektor pelayanan publik.
Implikasi Etika Profesi
Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan terkait etika profesional tenaga medis. Sebagai seorang dokter muda, Fladiniyah diharapkan menunjukkan sikap yang sesuai dengan kode etik profesi kedokteran, termasuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Perilaku kekerasan semacam ini tidak hanya mencoreng nama baik dirinya, tetapi juga memengaruhi citra profesi dokter secara umum.
Beberapa organisasi masyarakat mulai mendesak agar ada evaluasi lebih lanjut terhadap perilaku Fladiniyah, termasuk kemungkinan tindakan disiplin dari lembaga kedokteran jika ia terbukti bersalah.
Harapan untuk Penyelesaian yang Adil
Publik berharap agar kasus ini segera menemukan kejelasan, dan pihak berwenang dapat memberikan penyelesaian yang adil. Jika terbukti bersalah, Fladiniyah diharapkan mendapatkan sanksi yang setimpal sesuai dengan hukum yang berlaku. Di sisi lain, insiden ini menjadi pengingat pentingnya menjaga sikap profesional dan mengedepankan penyelesaian konflik secara bijak.
Di tengah perhatian yang besar terhadap kasus ini, banyak pihak juga berharap bahwa Fladiniyah dapat menjadikan pengalaman ini sebagai pelajaran untuk memperbaiki sikap dan perilakunya di masa depan. Kasus ini juga menyoroti perlunya kontrol emosi dalam situasi apa pun, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor publik.