ratughibah – Organisasi masyarakat Gerakan Masyarakat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya resmi menyatakan keberadaannya di Pulau Bali. Dalam sebuah video yang diunggah oleh anggota DPD RI Niluh Djelantik pada Minggu (4/5/2025), seorang pria yang mengaku sebagai Panglima Satuan Tugas GRIB DPD Bali menyatakan bahwa GRIB telah membentuk kepengurusan dan satuan tugas di wilayah Bali.
Ia menyebutkan bahwa kehadiran GRIB bertujuan untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban di Bali, serta mendukung program-program nasional.
Pecalang: Keamanan Bali Adalah Urusan Adat
Namun, pernyataan tersebut langsung mendapat tanggapan keras dari para Pecalang. Yakni petugas keamanan adat di Bali yang telah berperan menjaga ketertiban masyarakat secara turun temurun. Dalam sebuah video balasan, perwakilan Pecalang menegaskan bahwa Bali tidak membutuhkan campur tangan dari organisasi luar.
“Kami bukan penjaga biasa. Pecalang adalah bagian dari sistem adat Bali yang sudah diwariskan leluhur kami. Tugas kami menjaga Bali, bukan sekadar mengamankan wilayah, tapi juga menjaga nilai budaya dan keharmonisan masyarakat,” ujar perwakilan tersebut.
Penolakan Terhadap Intervensi Pihak Eksternal
Pecalang menyuarakan kekhawatiran bahwa masuknya organisasi massa dari luar Bali bisa memicu konflik, mengganggu tatanan sosial dan sistem keamanan yang sudah terbangun secara alami dan bertahan selama berabad-abad.
“Kami sudah punya sistem sendiri yang terbukti berjalan. Kami tidak butuh ormas dari luar yang membawa agenda lain. Ini bukan hanya tentang keamanan fisik, tapi juga soal menjaga kearifan lokal dan kedamaian yang sudah terjaga selama ini,” kata Pecalang dalam video yang viral di media sosial.
Ancaman terhadap Keseimbangan Sosial-Budaya?
Banyak pihak di Bali menilai bahwa munculnya ormas nasional yang membawa simbol kekuasaan dan milisi dapat merusak struktur tradisional yang selama ini menjadikan Bali aman dan unik. Bahkan, ada kekhawatiran bahwa keberadaan GRIB bisa memicu gesekan sosial, mengingat Bali memiliki sistem adat yang sangat kuat dan sensitif terhadap intervensi dari luar.
Seruan untuk Menghormati Kearifan Lokal
Aktivis budaya dan tokoh masyarakat Bali turut angkat bicara, meminta semua pihak. Termasuk pemerintah pusat, untuk menghormati nilai-nilai dan kearifan lokal yang telah lama hidup berdampingan secara damai di Bali.
“Kita tidak menolak organisasi manapun. Tapi, ketika menyangkut tanah adat, budaya, dan sistem yang sudah kokoh, kami mohon jangan dipaksakan. Bali sudah punya penjaga yang sah: Pecalang,” ujar seorang tokoh adat dalam sebuah forum diskusi.