ratughibah – Lucy Guo, pendiri startup teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) Scale AI. Kini resmi menyandang gelar sebagai miliarder perempuan termuda di dunia, menurut laporan terbaru Forbes. Di usianya yang ke-30, Lucy berhasil menggeser posisi yang sebelumnya ditempati oleh penyanyi papan atas Taylor Swift. Kekayaan bersihnya kini tercatat mencapai 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp21,2 triliun, dengan asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS.
Prestasi ini semakin menegaskan namanya di antara jajaran elite dunia bisnis dan teknologi, terutama karena sebagian besar kekayaannya diraih berkat usahanya sendiri tanpa warisan.
Sumber Kekayaan: Scale AI dan Passes
Sebagian besar kekayaan Lucy berasal dari kepemilikan sahamnya di Scale AI. Perusahaan yang bergerak di bidang data labeling untuk pengembangan teknologi AI ini mengalami pertumbuhan pesat seiring lonjakan permintaan terhadap kecerdasan buatan di berbagai sektor industri. Nilai saham Lucy di Scale AI saat ini diperkirakan hampir 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp19,56 triliun.
Tidak berhenti di situ, Lucy juga memperluas portofolionya dengan mendirikan Passes pada tahun 2022. Passes adalah platform digital yang memungkinkan kreator konten dan selebritas untuk berinteraksi lebih dekat dengan penggemar melalui layanan konten eksklusif dan interaksi berbayar. Inisiatif ini menunjukkan betapa cerdiknya Lucy membaca tren digital dan peluang bisnis.
Salah Satu dari Enam Miliarder Mandiri di Bawah 40 Tahun
Dengan pencapaian ini. Lucy Guo masuk dalam daftar eksklusif sebagai salah satu dari enam perempuan miliarder mandiri di bawah usia 40 tahun di seluruh dunia. Sebuah pencapaian yang sangat langka, mengingat dunia miliarder masih banyak didominasi oleh pria dan pewaris kekayaan keluarga.
Lucy membuktikan bahwa ketekunan, inovasi, dan keberanian mengambil risiko bisa membuka jalan menuju kesuksesan besar, bahkan di usia muda.
Sosok Inspiratif di Dunia Teknologi
Perjalanan karier Lucy Guo bisa menjadi inspirasi besar bagi generasi muda. Khususnya perempuan yang ingin terjun ke dunia teknologi dan bisnis. Latar belakangnya yang sederhana dan perjuangannya membangun perusahaan dari nol memperlihatkan bahwa peluang besar terbuka untuk siapa saja yang berani bermimpi besar dan bekerja keras.
Lucy bukan hanya sekadar miliarder termuda, tetapi juga simbol perubahan dan kekuatan baru dalam industri teknologi global. Masa depannya yang cerah membuat banyak pihak menantikan gebrakan inovatif berikutnya dari dirinya.