ratughibah – Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak setelah Iran meluncurkan rudal ke beberapa wilayah di Israel pada Minggu, 15 Juni 2025. Serangan ini menjadi bagian dari rangkaian balasan Iran atas eskalasi militer yang sebelumnya dipicu oleh konflik regional.
Kota Tamra dan Bat Yam menjadi dua lokasi yang terdampak paling parah. Ledakan rudal menyebabkan kehancuran bangunan, kerusakan infrastruktur, dan korban jiwa dari kalangan warga sipil.
Bangunan Hancur, Warga Panik
Beberapa rekaman dari media setempat menunjukkan bangunan-bangunan yang runtuh dan jalanan dipenuhi puing-puing. Asap tebal membumbung tinggi tak lama setelah ledakan terdengar.
Di Kota Tamra, suasana mencekam menyelimuti area permukiman yang terdampak. Warga berlarian menyelamatkan diri saat alarm peringatan serangan udara berbunyi. Banyak dari mereka memilih bertahan di tempat perlindungan bawah tanah untuk menghindari serpihan rudal dan potensi serangan lanjutan.
Jumlah Korban dan Upaya Evakuasi
Menurut laporan resmi yang dikutip dari media lokal, 13 orang mengalami luka-luka akibat ledakan yang menghantam Tamra. Satu orang dilaporkan tewas, sementara beberapa lainnya masih dalam perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Sementara itu, di Bat Yam, meskipun tidak dilaporkan adanya korban jiwa, kerusakan fisik yang ditimbulkan cukup signifikan. Sejumlah toko, rumah, dan fasilitas umum mengalami kerusakan parah.
Tim penyelamat dan petugas darurat langsung dikerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi warga yang terjebak serta membersihkan reruntuhan. Ambulans dan kendaraan pemadam kebakaran terus berlalu-lalang sejak serangan terjadi.
Serangan Rudal Menghantam Rumah Sakit di Israel
Pada Kamis dini hari, 19 Juni 2025, sebuah rudal Iran menghantam Soroka Medical Center, rumah sakit utama di wilayah selatan Israel. Insiden ini membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu murka dan mengeluarkan pernyataan keras.
“Kami akan menuntut harga penuh dari para tiran di Teheran,” tegas Netanyahu dalam pernyataan resminya.
Rudal yang diluncurkan Iran tidak hanya mengenai rumah sakit, tetapi juga menghantam gedung bertingkat tinggi dan beberapa bangunan tempat tinggal di Tel Aviv. Soroka Medical Center mengalami kerusakan cukup parah pada bangunan bedah lamanya.
Beruntung, tidak ada korban luka serius akibat serangan tersebut. Namun, aktivitas rumah sakit harus dihentikan sementara dan hanya melayani pasien dalam kondisi gawat darurat.
Pemerintah Iran menyatakan bahwa target utama dari serangan tersebut adalah pangkalan militer dan intelijen yang berada di sekitar rumah sakit, bukan fasilitas medis itu sendiri. Pernyataan ini tidak banyak meredakan kemarahan publik dan pemerintah Israel.
Reaksi Pemerintah dan Dunia Internasional
Pemerintah Israel mengecam keras serangan ini dan menyatakan akan melakukan tindakan balasan. Perdana Menteri Israel menyebut tindakan Iran sebagai bentuk agresi terang-terangan terhadap kedaulatan negara.
Sementara itu, komunitas internasional menyuarakan keprihatinan atas memburuknya situasi keamanan di kawasan tersebut. Beberapa negara menyerukan deeskalasi dan membuka jalur diplomasi sebelum konflik meluas lebih jauh.
Pernyataan Donald Trump Soal Konflik Iran-Israel
Di tengah situasi yang memanas, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan pernyataan tegas pada Selasa pagi, 17 Juni 2025. Ia menyatakan bahwa dirinya menginginkan “akhir yang sesungguhnya” bagi isu nuklir Iran dan menegaskan bahwa Teheran harus menyerahkan sepenuhnya aktivitas pengayaan nuklirnya.
Trump juga menambahkan bahwa tujuannya bukan hanya gencatan senjata sementara antara Iran dan Israel, tetapi penyelesaian menyeluruh terhadap konflik yang telah menewaskan lebih dari dua lusin warga Israel dan ratusan warga Iran sejak pecahnya perang pada lima hari lalu.
Pernyataan ini menuai berbagai respons dari analis internasional, mengingat Trump kembali menunjukkan minat kuat terhadap kebijakan luar negeri Timur Tengah jelang dinamika politik di dalam negeri Amerika.
Penutup
Serangan rudal Iran ke kota Tamra, Bat Yam, dan Soroka Medical Center menambah panjang daftar korban dari konflik yang tak kunjung reda. Ketegangan di Timur Tengah kini semakin berisiko berkembang menjadi perang terbuka jika tidak segera ditangani lewat jalur damai.
Warga sipil kembali menjadi korban utama dari konflik geopolitik yang kompleks. Dunia berharap, jalan damai bisa segera ditempuh demi mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.