ratughibah – Gus Miftah, yang dikenal sebagai tokoh agama dan menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto untuk Bidang Kerukunan Beragama, tengah menjadi sorotan publik
setelah video dirinya mengolok-olok seorang pedagang es teh viral di media sosial. Peristiwa tersebut terjadi dalam acara Magelang Bersholawat, sebuah acara keagamaan yang dihadiri ribuan orang, di mana Gus Miftah menjadi penceramah utama.
Dalam video yang beredar luas, Gus Miftah terlihat bercanda dengan pedagang es teh yang hadir di acara tersebut. Namun, candaan yang dimaksud justru dianggap merendahkan pedagang kecil tersebut. Banyak warganet mengungkapkan kekecewaan mereka di media sosial, menyebut bahwa tindakan tersebut tidak pantas dilakukan
oleh seorang tokoh agama yang seharusnya memberikan teladan baik, terutama dalam menghormati sesama, termasuk pedagang kecil yang mencari nafkah dengan susah payah.
Partai Gerindra Mendesak Permintaan Maaf
Kontroversi ini dengan cepat menarik perhatian Partai Gerindra, partai yang mengusung Prabowo Subianto sebagai Presiden. Melalui pernyataan resmi, Partai Gerindra meminta Gus Miftah untuk segera meminta maaf kepada pedagang yang menjadi sasaran candaan. Partai menilai bahwa tindakan Gus Miftah tidak sejalan
dengan nilai-nilai yang selama ini dijunjung tinggi oleh Presiden Prabowo, yang dikenal sangat menghargai perjuangan masyarakat kecil.
“Kami ingin mengingatkan bahwa Partai Gerindra dan Presiden Prabowo selalu menempatkan pedagang kaki lima dan usaha kecil sebagai bagian penting dari perekonomian bangsa. Mereka adalah pahlawan ekonomi yang setiap hari berjuang untuk menghidupi keluarga mereka,” ujar Prabowo dalam pernyataan resminya.
Presiden Prabowo juga menekankan bahwa setiap tokoh publik, terutama mereka yang dekat dengan pemerintah, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga sikap dan perilaku yang mencerminkan penghormatan terhadap semua lapisan masyarakat. “Menghormati orang kecil adalah salah satu prinsip yang harus dipegang teguh. Kita harus memperkuat solidaritas sosial, bukan malah mempermalukan mereka yang bekerja keras,” tambahnya.
Dukungan dan Kritik dari Berbagai Pihak
Kejadian ini memicu reaksi beragam dari masyarakat dan tokoh publik lainnya. Beberapa kalangan meminta agar Gus Miftah segera memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka untuk meredakan situasi yang semakin memanas. Sementara itu, beberapa pendukung Gus Miftah berpendapat bahwa tindakannya mungkin hanya sebuah candaan yang tidak disengaja dan tidak perlu dibesar-besarkan.
Namun, banyak pihak, termasuk aktivis sosial dan tokoh agama lainnya, menilai bahwa candaan tersebut tetap tidak bisa dibenarkan. Mereka mengingatkan bahwa pedagang kecil sering kali menjadi kelompok
yang rentan di masyarakat dan layak mendapatkan perlakuan yang penuh hormat, bukan menjadi bahan candaan di depan umum.
“Seorang tokoh agama harusnya memberikan teladan dengan sikap yang penuh kasih dan empati, bukan sebaliknya,” ujar seorang aktivis sosial yang ikut mengomentari video tersebut di media sosial.
Dampak pada Citra Gus Miftah
Kontroversi ini berpotensi memberikan dampak negatif terhadap citra Gus Miftah, baik sebagai tokoh agama maupun sebagai utusan khusus presiden. Perannya sebagai duta kerukunan beragama menuntutnya untuk menjadi figur yang mampu menjaga harmoni sosial dan memberikan contoh positif dalam berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat.
Sejumlah pengamat politik juga menilai bahwa insiden ini bisa merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah jika tidak segera ditangani dengan baik. “Ketika seorang pejabat atau utusan presiden melakukan tindakan yang dianggap merendahkan masyarakat kecil, hal itu bisa mencoreng citra
pemerintah secara keseluruhan,” ujar seorang pengamat politik dalam wawancara dengan media lokal.
Langkah yang Dinanti Publik
Kini, publik menantikan langkah konkret dari Gus Miftah untuk merespons desakan permintaan maaf. Banyak pihak berharap bahwa Gus Miftah dapat segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada pedagang es teh yang bersangkutan serta kepada masyarakat luas.
Permintaan maaf yang tulus dinilai sebagai langkah awal yang penting untuk memperbaiki situasi dan memulihkan kepercayaan publik. Selain itu, banyak yang berharap Gus Miftah dapat menjadikan insiden ini sebagai pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam bersikap, terutama saat berada di hadapan publik.
Dengan situasi yang terus berkembang, langkah-langkah yang diambil oleh Gus Miftah dalam beberapa hari ke depan akan menjadi penentu penting bagi citranya
sebagai tokoh agama dan pejabat publik. Apakah ia akan mampu mengatasi kontroversi ini dengan
bijak dan meredakan kekecewaan publik, atau justru memperburuk situasi, menjadi hal yang dinantikan oleh masyarakat.