ratughibah – Donald Trump secara resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025, setelah menjalani proses pemilihan yang penuh dinamika dan ketegangan. Dalam pidato pelantikannya,
Trump menyatakan dengan penuh semangat bahwa “Era keemasan Amerika dimulai sekarang!” — sebuah deklarasi yang menggambarkan niatnya untuk membawa Amerika ke jalur yang lebih ambisius di bawah kepemimpinannya.
Perubahan Segera Dimulai: Mencabut Kebijakan Joe Biden
Begitu dilantik, Trump segera menunjukkan bahwa ia tidak berniat untuk menunggu lama dalam mewujudkan visinya. Di hari pertamanya sebagai presiden, Trumpp langsung bergerak cepat untuk mencabut sejumlah kebijakan yang telah diterapkan oleh Presiden Joe Biden. Salah satu langkah pertamanya adalah menanggalkan kebijakan terkait perubahan iklim, yang selama ini menjadi prioritas utama pemerintahan Biden. Dalam pandangan Trump, kebijakan-kebijakan yang diusung Biden dirasa merugikan sektor industri dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Salah satu keputusan yang paling kontroversial adalah pencabutan peraturan tentang emisi karbon yang diberlakukan selama pemerintahan Biden. Trumpp berpendapat bahwa kebijakan tersebut menghambat kebebasan bisnis dan memperburuk iklim investasi di dalam negeri. Sebagai penggantinya, ia berjanji untuk memperkenalkan kebijakan yang
lebih ramah terhadap sektor energi tradisional, seperti minyak dan gas, serta membuka peluang untuk ekspansi sektor bisnis yang dianggapnya lebih penting untuk menciptakan lapangan kerja dan mempercepat pemulihan ekonomi.
Fokus pada Ekonomi dan Pajak
Langkah kedua yang diambil Trump berhubungan dengan reformasi perpajakan. Dalam pidatonya, Trump menyatakan bahwa ia akan mengembalikan kebijakan perpajakan yang lebih menguntungkan bagi pengusaha dan perusahaan besar. Hal ini termasuk pengurangan pajak korporasi yang sebelumnya dinaikkan oleh pemerintahan Biden. Trumpp berencana untuk memperkenalkan insentif pajak yang lebih besar bagi industri-industri tertentu, yang diharapkannya dapat menciptakan
lebih banyak lapangan pekerjaan dan memperkuat daya saing Amerika di pasar global.
Trump juga mengisyaratkan bahwa kebijakan ekonomi di masa pemerintahannya akan berfokus pada pengurangan regulasi dan pemberian lebih banyak kebebasan kepada sektor swasta untuk berkembang. Ini menjadi salah satu ciri khas dari gaya kepemimpinan Trump yang dikenal dengan orientasi pro-bisnis. Ia berkomitmen untuk mempercepat
pembangunan infrastruktur, memotong pajak untuk kelas menengah, dan menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi pengusaha lokal dan internasional.
Respons Nasional dan Internasional
Keputusan-keputusan Trump di hari pertama kepemimpinannya langsung mengundang reaksi yang beragam, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Partai Demokrat, yang selama ini merupakan oposisi utama Trump, langsung mengkritik keras kebijakan-kebijakan tersebut. Mereka berpendapat bahwa keputusan Trump untuk mencabut kebijakan perubahan iklim dan
merombak sistem perpajakan justru akan merugikan rakyat Amerika dalam jangka panjang, dengan mengabaikan keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan ketimpangan sosial.
Di sisi lain, beberapa pengamat politik memuji langkah cepat Trump dalam mewujudkan janji-janjinya. Mereka menilai bahwa dengan keputusan-keputusan ini, Trump berusaha untuk mengembalikan Amerika ke jalur ekonomi yang lebih terbuka bagi sektor bisnis. Banyak yang menganggap bahwa pendekatan ini akan menguntungkan pengusaha besar dan investor, namun tetap mempertanyakan dampaknya terhadap masyarakat yang lebih rentan.
Di dunia internasional, langkah-langkah Trump ini memicu kecemasan, terutama terkait dengan kebijakan luar negeri Amerika. Beberapa pemimpin dunia, yang selama ini terbiasa dengan kebijakan luar negeri yang lebih inklusif dan multilateral di bawah pemerintahan Biden, kini menghadapi ketidakpastian tentang arah hubungan internasional Amerika. Banyak negara yang berharap bahwa Trump akan menjaga komitmen Amerika terhadap aliansi-aliansi global, namun kebijakan yang lebih proteksionis dan nasionalistik mungkin akan memperburuk ketegangan dalam hubungan internasional.
Apa yang Akan Datang: Agenda Trump Selanjutnya
Setelah memulai pemerintahannya dengan serangkaian pembatalan kebijakan, Trump diperkirakan akan melanjutkan dengan reformasi di berbagai sektor penting, seperti kesehatan, pendidikan, dan imigrasi. Pada bidang kesehatan, misalnya, Trump berencana untuk memperkenalkan kebijakan yang lebih mendukung sistem kesehatan swasta, yang dinilai lebih efisien dan mengurangi ketergantungan pada program pemerintah seperti Obamacare.
Di bidang pendidikan, Trump berencana untuk memperkenalkan kebijakan yang lebih
mendukung pendidikan swasta dan memberi lebih banyak pilihan bagi orang tua untuk memilih sekolah bagi anak-anak mereka. Ia juga mengisyaratkan bahwa ia akan memperkenalkan kebijakan imigrasi yang lebih ketat, dengan fokus pada pengamanan perbatasan dan reformasi sistem visa untuk melindungi lapangan pekerjaan di dalam negeri.
Selain itu, Trump juga menyebutkan bahwa ia akan fokus pada pembentukan kebijakan luar negeri yang lebih mengutamakan kepentingan nasional. Ia berjanji untuk mendahulukan kebijakan ekonomi yang lebih menguntungkan bagi Amerika Serikat, sambil mengurangi ketergantungan pada organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Era Keemasan Amerika?
Meskipun Trump memulai masa kepresidenannya dengan langkah-langkah
yang kontroversial, fokus utamanya adalah untuk memulihkan ekonomi Amerika dan mengembalikan posisi negara tersebut sebagai pemimpin global. “Era keemasan Amerika” yang dia janjikan akan mengarah pada kebijakan-kebijakan yang lebih berorientasi pada kekuatan domestik dan kepentingan nasional.
Namun, banyak yang masih meragukan apakah langkah-langkah ini akan mampu membawa perubahan positif dalam jangka panjang. Yang pasti, kepemimpinan Trump akan terus menjadi sorotan, dengan kebijakan-kebijakan yang akan mengubah wajah Amerika Serikat secara drastis. Apakah ia akan berhasil mewujudkan visi besarnya untuk Amerika? Waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti: Amerika kini memasuki babak baru yang penuh ketegangan dan tantangan di bawah kepemimpinan Donald Trump.