ratughibah – Aktor senior Atalarik Syach mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam setelah rumah pribadinya yang berada di kawasan Kampung Cikempong, Kelurahan Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, dibongkar paksa oleh aparat tanpa disertai surat eksekusi resmi. Peristiwa ini terjadi pada Kamis, 15 Mei 2025, dan sontak mengundang perhatian publik.
Atalarik menyatakan bahwa ia telah membeli tanah tersebut secara sah sejak tahun 2000. Namun, meski sudah lebih dari dua dekade menempati dan mengelola lahan tersebut, ia merasa diperlakukan tidak adil oleh pihak yang melakukan pembongkaran secara sepihak.
“Saya shock. Sampai detik ini saya belum menerima surat eksekusi atau pemberitahuan resmi apa pun. Tapi rumah saya dihancurkan begitu saja,” ujar Atalarik dalam pernyataannya kepada media.
Rumah Sudah Dihancurkan Sebagian
Dalam dokumentasi yang beredar, terlihat rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal Atalarik bersama keluarganya sudah dalam kondisi sebagian hancur. Atap bangunan sudah roboh, beberapa dinding pun telah diratakan. Barang-barang pribadi pun tampak tercecer dan tak sempat diamankan dengan baik.
“Ini bukan sekadar bangunan. Ini rumah yang saya bangun dan rawat sejak lama. Ada banyak kenangan di dalamnya,” tambahnya dengan nada emosional.
Belum Ada Kepastian Hukum
Peristiwa ini memunculkan pertanyaan besar soal prosedur eksekusi lahan dan hak kepemilikan warga. Atalarik mengaku belum menerima keputusan hukum apa pun yang menyatakan lahan tersebut bersengketa atau harus dikosongkan.
“Kalau memang ada sengketa, harusnya kan diselesaikan dulu secara hukum. Saya punya bukti kepemilikan, semua dokumen lengkap. Tapi mengapa dibongkar secara paksa seperti ini?” tanyanya.
Ia juga menyinggung pentingnya perlindungan hukum bagi warga negara, terutama yang merasa diperlakukan tidak adil. Dalam kasus ini, Atalarik menekankan bahwa tindakan tanpa dasar hukum seperti itu bisa menciptakan preseden buruk.
Sejarah Konflik
Diketahui, Atalarik Syach sempat menjadi sorotan media beberapa tahun lalu terkait konflik rumah tangga dengan mantan istrinya, Tsania Marwa. Saat itu, konflik hak asuh anak juga memicu ketegangan publik. Namun, dalam kasus terbaru ini, konflik yang terjadi tidak berkaitan langsung dengan mantan istrinya.
Pihak kuasa hukum Atalarik berencana melayangkan protes hukum serta melaporkan kejadian ini kepada lembaga terkait agar kasusnya mendapat perhatian serius dan keadilan bisa ditegakkan.