ratughibah – Situasi memanas terjadi di lingkungan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang setelah seorang anggota polisi dari Direktorat Intelijen dan Keamanan (Ditintelkam) Polda Jawa Tengah disandera oleh sekelompok mahasiswa. Insiden ini terjadi saat mahasiswa menggelar aksi demonstrasi memperingati Hari Buruh, yang berujung pada ketegangan antara aparat keamanan dan peserta aksi.
Aksi Berujung Penyanderaan
Kejadian bermula ketika mahasiswa yang tengah menggelar aksi protes di dalam kampus mendapati adanya sosok tak dikenal yang mencurigakan. Setelah diinterogasi, orang tersebut diketahui merupakan anggota intelijen dari Polda Jawa Tengah. Merasa resah dan terancam, mahasiswa kemudian menyandera polisi tersebut sebagai bentuk protes terhadap penangkapan 14 rekan mereka saat aksi Hari Buruh berlangsung sebelumnya.
Negosiasi Buntu
Polisi segera melakukan pendekatan untuk membebaskan anggotanya yang disandera. Namun, upaya negosiasi yang dilakukan aparat kepolisian dengan pihak mahasiswa tidak membuahkan hasil. Mahasiswa bersikeras menuntut pembebasan ke-14 aktivis mahasiswa yang sebelumnya diamankan dalam aksi Hari Buruh. Mereka bahkan meminta pertukaran: rekan mereka dibebaskan terlebih dahulu, baru polisi dilepaskan.
Tuntutan Mahasiswa
Dalam pernyataannya, perwakilan mahasiswa menyebut bahwa kehadiran intel di dalam kampus merupakan bentuk intimidasi terhadap kebebasan berekspresi. Mereka menilai aparat sudah melanggar ruang akademik dan mencederai demokrasi kampus. Tuntutan utama mereka adalah pembebasan rekan-rekan mahasiswa, pengusutan tindak represif oleh aparat, serta jaminan keamanan bagi setiap aksi damai di lingkungan kampus.
Situasi Masih Tegang
Hingga saat ini, pihak k epolisi an belum berhasil membebaskan anggotanya dari tangan mahasiswa. Aparat keamanan masih berjaga di sekitar kampus untuk menghindari eskalasi situasi, namun berupaya tidak melakukan tindakan represif guna menjaga ketertiban dan mencegah kerusuhan.
Pihak Kampus Belum Beri Pernyataan
Pihak Universitas Diponegoro sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Namun, beberapa sumber internal menyatakan bahwa pihak rektorat tengah mengupayakan mediasi untuk meredam situasi dan mencari jalan damai.