ratughibah – Persidangan Nikita Mirzani kembali menjadi bahan pembicaraan, terutama setelah agenda sidang Kamis, 31 Juli 2025, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berlangsung penuh ketegangan. Dalam sidang tersebut, pengacara Nikita, Fahmi Bachmid, membuka hal baru yang memancing perdebatan: legalitas salah satu produk skincare dari brand Glafidsya yang dimiliki oleh Reza Gladys.
Menurut Fahmi, produk bernama Glafidsya Glowing Booster Cell patut dipertanyakan izinnya. Ia menyebut telah memeriksa informasi dari BPOM dan menemukan hal-hal yang, menurutnya, perlu dijadikan perhatian dalam proses hukum ini.
Dokter Oky hadir sebagai saksi
Salah satu sosok yang dihadirkan sebagai saksi adalah dr. Oky Pratama. Dalam keterangannya di ruang sidang, ia menjelaskan keterlibatannya dalam aktivitas promosi produk-produk Glafidsya. Namun pernyataannya justru menjadi pintu masuk bagi tim kuasa hukum Nikita untuk mengangkat isu legalitas.
Fahmi menyebut bahwa produk yang dipromosikan seharusnya bisa dibuktikan aman dan legal, apalagi jika dijual secara luas ke masyarakat. Ia menekankan bahwa kritik Nikita terhadap produk tersebut muncul karena adanya kekhawatiran sebagai warga negara, bukan semata-mata untuk menjatuhkan seseorang.
Sidang tak lagi soal pencemaran nama
Awalnya, perkara ini berkutat pada tuduhan bahwa Nikita menyebarkan informasi yang merusak reputasi Reza Gladys. Namun kini, arah sidang tampaknya melebar. Pertanyaan soal izin edar dan keamanan produk justru menjadi pusat perhatian.
Tim Nikita mencoba menunjukkan bahwa yang disampaikan klien mereka bukan tuduhan tanpa dasar, melainkan reaksi terhadap produk yang dipertanyakan kejelasannya. Jika benar produk itu bermasalah, maka wajar bila masyarakat bertanya.
Pihak Reza keberatan
Kuasa hukum dari pihak Reza menanggapi dengan keberatan. Mereka menilai bahwa pembahasan soal perizinan produk tidak relevan dalam konteks kasus ini. Meski begitu, mereka belum secara rinci membantah temuan yang dibawa oleh Fahmi di hadapan hakim.
Beberapa kali suasana sidang memanas karena perbedaan pandangan yang tajam antara kedua belah pihak. Hakim pun berkali-kali meminta proses berjalan dengan tertib dan fokus pada pokok perkara.
Respon netizen tak kalah panas
Di luar ruang sidang, perdebatan juga terjadi di media sosial. Banyak pengguna internet memberikan pendapat soal apakah kritik terhadap produk kecantikan bisa dikategorikan sebagai pencemaran nama baik. Ada yang membela Nikita karena dianggap berani membuka kemungkinan adanya produk tidak aman, tapi ada juga yang menilai caranya menyampaikan kritik terlalu keras.
Sidang lanjutan akan digelar minggu depan
Majelis hakim menjadwalkan sidang selanjutnya dalam waktu dekat. Rencananya, sidang akan melibatkan pemeriksaan dokumen tambahan dan mendengarkan keterangan saksi dari kedua pihak. Tidak tertutup kemungkinan, isu soal standar keamanan dan regulasi produk kosmetik akan kembali dibahas.
Publik kini menunggu perkembangan berikutnya. Apakah Nikita akan berhasil membuktikan bahwa pernyataannya memang didasari fakta, atau sebaliknya, bahwa ia melanggar hukum dengan ucapannya di ruang digital?