ratughibah – Dua pabrik sepatu olahraga di Kabupaten Tangerang, PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap lebih dari 3.500 karyawan. Gelombang PHK ini terjadi akibat penurunan pesanan dari pemegang merek internasional, termasuk dari perusahaan ternama seperti Nike. Kondisi ini memperburuk ketidakstabilan sektor manufaktur, yang sebelumnya sudah mengalami tekanan dari penurunan permintaan global.
Dampak Besar bagi Ribuan Pekerja
PHK ini menjadi pukulan telak bagi ribuan pekerja yang selama bertahun-tahun mengandalkan industri sepatu sebagai sumber penghasilan utama. Banyak dari mereka yang sudah bekerja lebih dari satu dekade dan kini harus menghadapi ketidakpastian ekonomi. Kehilangan pekerjaan secara mendadak membuat para buruh kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama bagi mereka yang memiliki tanggungan keluarga.
Di tengah situasi sulit ini, banyak pekerja berharap agar perusahaan dapat memberikan pesangon yang layak sesuai aturan yang berlaku. Mereka juga menginginkan solusi yang jelas agar bisa segera mendapatkan pekerjaan baru.
Serikat Pekerja Desak Pemerintah Bertindak
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani, mendesak pemerintah untuk segera turun tangan dan mencari jalan keluar dari krisis ini. Ia mengusulkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Khusus PHK, yang bertugas menangani kasus pemutusan hubungan kerja massal seperti ini.
Menurutnya, pemerintah perlu mencari solusi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan industri manufaktur dan melindungi hak-hak pekerja. Selain itu, KSPSI juga menuntut agar perusahaan tidak lepas tangan dan bertanggung jawab atas dampak ekonomi yang ditimbulkan dari PHK massal ini.
Peluang Kerja Baru bagi Pekerja Terdampak
Meski banyak pekerja kehilangan pekerjaan, ada harapan bagi mereka untuk segera kembali bekerja. Beberapa perusahaan sepatu lain dikabarkan siap menampung tenaga kerja berpengalaman dari pabrik yang tutup. Serikat pekerja dan pihak terkait kini tengah mengupayakan penyaluran tenaga kerja agar para pekerja terdampak dapat kembali mendapatkan penghasilan.
Namun, belum semua buruh mendapatkan kepastian mengenai pekerjaan baru. Proses rekrutmen dan adaptasi di perusahaan lain membutuhkan waktu. Oleh karena itu, banyak pihak yang berharap pemerintah dapat memberikan dukungan dalam program pelatihan kerja dan penyaluran tenaga kerja agar ribuan buruh yang terkena PHK bisa segera kembali bekerja.
Menunggu Langkah Konkret Pemerintah
Hingga saat ini, pekerja dan serikat buruh masih menunggu tindakan nyata dari pemerintah untuk menangani kasus ini. Para buruh berharap adanya regulasi yang lebih kuat dalam melindungi hak-hak mereka, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Selain itu, pemerintah juga perlu mencari cara agar industri manufaktur tetap bertahan dan mampu bersaing di pasar global. Jika tidak ada langkah konkret, dikhawatirkan PHK massal seperti ini akan terus terjadi dan semakin banyak buruh yang kehilangan pekerjaan.