Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Gerindra, Ahmad Dhani, mengajukan usulan kontroversial dalam Rapat Kerja bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada Rabu (5/3/2025). Ia menyarankan agar Indonesia menaturalisasi pemain sepak bola berusia 40 tahun ke atas, lalu menikahkan mereka dengan perempuan Indonesia. Menurutnya, cara ini dapat menghasilkan generasi pemain berbakat di masa depan yang memiliki darah keturunan atlet luar negeri.
Dhani berpendapat bahwa pemain asing yang sudah berusia lanjut tetapi memiliki rekam jejak hebat tetap bisa memberi dampak besar bagi perkembangan sepak bola nasional. Dengan menikah dan memiliki keturunan di Indonesia, ia percaya anak-anak mereka akan tumbuh menjadi pemain berbakat yang kelak membela Timnas Indonesia.
Naturalisasi Pemain dan Rencana Anggaran 2026
Ahmad Dhani mengusulkan agar program ini masuk dalam anggaran PSSI tahun 2026. Menurutnya, strategi ini lebih efektif dalam jangka panjang dibanding hanya mengandalkan pemain naturalisasi yang sudah dekat dengan masa pensiun.
Selain itu, ia menyarankan agar pemain yang dipilih berasal dari negara-negara dengan tradisi sepak bola yang kuat, seperti Arab Saudi, Aljazair, dan Maroko. Ia percaya bahwa pemain dari negara tersebut memiliki mental juara dan keterampilan tinggi, yang bisa diwariskan kepada anak-anak mereka.
Pro dan Kontra di Masyarakat
Usulan ini langsung memicu perdebatan publik. Beberapa pihak menilai ide ini menarik dan berpotensi meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Namun, tidak sedikit yang menilai gagasan ini tidak masuk akal dan sulit diterapkan.
Beberapa pengamat sepak bola menyatakan bahwa cara terbaik untuk meningkatkan kualitas pemain adalah dengan memperkuat akademi, pembinaan usia dini, serta meningkatkan fasilitas pelatihan. Banyak yang menilai bahwa mengandalkan keturunan pemain asing bukanlah solusi yang efektif.
Belum Ada Tanggapan dari PSSI
Hingga kini, PSSI belum memberikan sikap resmi terkait usulan ini. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, masih fokus pada naturalisasi pemain muda dan pembinaan atlet lokal. Publik kini menunggu apakah ide ini akan mendapat dukungan atau hanya sekadar wacana tanpa tindak lanjut.