ratughibah – Setelah dibebaskan bersyarat, Jessica Kumala Wongso, yang sebelumnya terlibat dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin, mengaku masih dihantui trauma mendalam. Trauma ini memengaruhi kesehariannya, terutama terkait minuman dan kopi. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh kuasa hukumnya, Otto Hasibuan, yang menggambarkan bagaimana perasaan Jessica saat ini setelah dinyatakan bebas bersyarat.
Kehidupan Baru Setelah Bebas Bersyarat
Otto Hasibuan, kuasa hukum Jessica Wongso, dalam sebuah wawancara pada Sabtu (14/9/2024), menjelaskan bahwa dirinya sempat bertanya kepada Jessica mengenai apa yang berubah dalam hidupnya setelah kebebasannya. Pertanyaan ini memunculkan jawaban yang mencerminkan dampak psikologis yang masih dirasakan oleh Jessica.
“Saya tanya, ‘Apa yang baru dari hidupmu?’ Dia jawab, ‘Hidup saya yang baru hanya satu, saya tidak mau lagi menawarkan minuman apapun, apalagi kopi kepada orang lain,'” ungkap Otto. Jawaban Jessica tersebut menunjukkan bahwa insiden yang terjadi bertahun-tahun lalu masih meninggalkan bekas yang sangat dalam pada dirinya.
Dampak Trauma dari Kasus Kematian Mirna Salihin
Trauma yang dirasakan Jessica Wongso terkait erat dengan insiden tragis yang melibatkan kematian Wayan Mirna Salihin pada tahun 2016. Mirna tewas setelah meminum kopi es Vietnam yang diduga mengandung sianida, di sebuah kafe di Jakarta. Kasus ini menjadi salah satu kasus yang paling disorot di Indonesia pada waktu itu, dan Jessica Wongso dihukum atas tuduhan pembunuhan berencana.
Meskipun sudah menjalani hukuman dan mendapatkan kebebasan bersyarat, tampaknya Jessica belum sepenuhnya bisa lepas dari bayang-bayang peristiwa tersebut. Trauma ini memengaruhi caranya berinteraksi dengan orang lain, terutama dalam hal yang berkaitan dengan minuman, khususnya kopi.
Takut Menawarkan Minuman kepada Orang Lain
Jessica mengungkapkan kepada Otto bahwa trauma yang ia alami membuatnya tidak lagi berani menawarkan minuman kepada orang lain. Ini merupakan perubahan besar dalam hidupnya, yang menunjukkan bahwa insiden tersebut tidak hanya memengaruhi kehidupan hukumnya tetapi juga kehidupan sosial dan psikologisnya.
“Dia bilang tidak mau lagi menawarkan minuman apapun kepada orang lain, terutama kopi,” kata Otto. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak psikologis yang dirasakan oleh Jessica setelah kasus tersebut, di mana kopi menjadi simbol dari kejadian tragis yang menimpa dirinya dan korban.
Tantangan Pemulihan Pasca-Kasus
Meskipun Jessica Wongso sudah bebas secara hukum, proses pemulihan emosional dan mentalnya tampaknya masih berjalan. Beban psikologis yang dirasakan akibat peristiwa masa lalu tidak mudah hilang, dan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Jessica dalam menjalani hidupnya pasca-kebebasan.
Trauma yang dirasakan juga mengindikasikan betapa kuatnya dampak dari sebuah kasus yang melibatkan kematian, tuduhan pembunuhan, dan sorotan media besar-besaran. Proses pemulihan dari pengalaman seperti ini tidak hanya memerlukan waktu, tetapi juga dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Respons Publik dan Masa Depan Jessica Wongso
Kasus Jessica Wongso masih menjadi topik pembicaraan di kalangan masyarakat. Banyak yang bersimpati dengan apa yang telah terjadi, sementara ada juga yang masih mempertanyakan keadilan dalam kasus ini. Di sisi lain, Jessica sendiri kini harus berhadapan dengan tantangan untuk membangun kembali kehidupannya dan mengatasi trauma yang ia alami.
Dengan dukungan dari kuasa hukumnya dan orang-orang terdekatnya, Jessica Wongso diharapkan bisa menjalani proses pemulihan emosional yang baik. Namun, dengan trauma yang masih membekas, terutama terkait minuman dan kopi, tampaknya perjalanan untuk benar-benar pulih masih panjang bagi Jessica.